Zonafakta, BANJARBARU – Misteri kematian Juwita (23), jurnalis wanita asal Banjarbaru, mulai menemukan titik terang. Dia diduga dibunuh oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, terungkapnya kasus ini berawal dari penyelidikan polisi terhadap barang bukti milik korban yang tersisa. Ketika jasad Juwita ditemukan di TKP Jalan Gunung Kupang, Kabupaten Banjar, hape dan dompet korban hilang. Polisi pun memeriksa laptop korban untuk mencari petunjuk.
Dalam laptop tersebut ternyata ditemukan chat Juwita dengan kekasihnya. Korban diminta datang menemui sang kekasih. Terduga pelaku masih sempat mengirim chat berisi petunjuk arah. Diduga setelah itulah korban diserang.
Komandan Polisi Militer Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan Mayor Laut (PM) Ronald L Ganap membenarkan peristiwa yang terjadi di Jalan Gunung Kupang, Kabupaten Banjar itu melibatkan oknum TNI AL.
“Benar, pembunuhan dilakukan oknum TNI AL pangkat I berinisial J,” ujarnya kepada wartatawan, Rabu (26/3/2025).
Ronald membeberkan pelaku sudah berdinas di TNI AL selama 4 tahun. Mengenai hubungannya dengan Juwita, ia menyebut masih dalam pendalaman.
“Perkembangan akan kami sampaikan,” ujarnya.
Ia pun membenarkan jika korban, Juwita merupakan salah satu jurnalis media online di Banjarbaru. Saat ini, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut dan masih melakukan penyidikan terhadap motif pelaku tega mehabisi nyawa korban.
“Korban seorang wartawati media online,” sebut Ronald.
Menanggapi pernyataan Lanal Balikpapan soal kematian Juwita itu, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha mengaku kasus tersebut masih terus dilakukan penyelidikan di Polres Banjarbaru.
“Kita masih lidik dulu ya, kita masih mengumpulkan alat bukti, kalau sudah jelas nanti kita press rilis,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (26/3/2025).
Ditanya apakah tersangka akan dilimpahkan ke Polda Kalsel, Yudha menyebut masih dikordinasikan.
“Kita koordinasi dulu, nanti kita koordinasikan semuanya, karena kita masih mengumpulkan alat bukti, nanti kalau semua sudah lengkap nanti kita press rilis,” pungkasnya.
Diketahui, Juwita akan menikah dengan sang kekasih pada Mei 2025 mendatang. Namun dia ditemukan tak bernyawa di Jalan Gunung Kupang, Kabupaten Banjar pada Sabtu (22/3/2025) lalu.
Kematian Juwita mulanya sempat diduga korban kecelakaan lalu lintas tunggal karena ditemukan tewas di jalan. Namun pihak keluarga dan kalangan wartawan melihat adanya kejanggalan pada jasad korban.
Kejanggalan kematian Juwita diungkapkan oleh rekan sejawat korban, Teny. Dia turut membenarkan hilangnya dompet dan ponsel Juwita di TKP. Padahal sebelum kejadian, Teny masih sempat bertukar pesan mengenai lokasi buka puasa bersama.
“Pada pukul 10.49 ia masih membalas, dan ketika saya kirimkan lokasi pukul 12.01 pesan saya hanya centang dua, tidak dibaca,” kata Teny, Senin (24/3/2025).
Begitu mendapat kabar Juwita ditemukan tak bernyawa dan dibawa ke pemulasaraan jenazah, Teny langsung meluncur ke lokasi. Dia mendapat kabar bahwa Juwita meninggal karena kecelakaan tunggal. Namun, Teny sangsi akan informasi tersebut.
Teny makin yakin ada yang tidak beres ketika melihat ada bekas memar di bawah mata serta dari leher hingga ke daun telinga sebelah kiri. Padahal Juwita ditemukan mengenakan helm, tetapi luka-luka parah justru ditemukan pada kepalanya. Menurut Teny, pakaian Juwita juga tidak kotor layaknya korban kecelakaan.
“Terlalu janggal kalau Juwita disebut kecelakaan tunggal. Kalau laka, pasti bajunya kotor dan rusak,” katanya, melansir detikcom.
Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin Rendy Tisna juga melihat kejanggalan berupa luka-luka di beberapa bagian tubuh korban. Yakni luka di dagu, lebam di punggung dan leher belakang, serta posisinya yang terlentang di tepi jalan utama dengan helm masih terpasang.
“Jangan buru-buru menyimpulkan sebelum ada bukti yang kuat. Semua kemungkinan dan motif di balik kematiannya harus diperiksa secara menyeluruh, termasuk dugaan kekerasan,” tegas Rendy, Minggu (23/3/2025).(*)
Leave a comment